Selasa, 26 September 2024, Perwakilan Balai Besar POM Provinsi Jawa Barat melakukan kunjungan ke SMPN 2 Garut. Kunjungan tersebut yaitu untuk melaksanakan kegiatan Sertifikasi Sekolah dengan PJAS Aman.
Kedatangan Balai Besar POM Provinsi Jawa Barat pada hari itu, disambut oleh Kepala Sekolah dan Tim Keamanan Pangan Sekolah (TKPS) SMPN 2 Garut. TKPS SMPN 2 Garut sendiri diketuai oleh Ibu Malia Rosmania, S.Pd.
Rangkaian Kegiatan Sertifikasi Sekolah dengan PJAS Aman
Kegiatan sertifkasi sekolah dengan PJAS Aman dimulai sekitar pukul 11 siang. Tim Badan POM melakukan inspeksi ke beberapa tempat yaitu Kantin Karuhun, Kantin Belakang, dan Ruang UKS. Pemeriksaan yang dilakukan di kedua kantin sekolah di antaranya meliputi; jenis jajanan yang dijual, sarana yang tersedia, kebersihan ruangan dan pengelola kantin.
Selanjutnya, Tim Balai Besar POM memeriksa ruangan UKS SMPN 2 Garut. Mereka melakukan peninjauan dari segi kelayakan ruangan, ketersediaan obat, dan kecakapan para siswa-guru pengelola UKS.
Pentingnya Jajanan Sehat di Sekolah
Dilansir dari laman Direktorat Standardisasi Pangan Olahan, PJAS (Pangan Jajanan Anak Sekolah) merupakan pangan yang ditemui di lingkungan sekolah dan secara rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak sekolah. Didorong oleh rasa penasaran tentang PJAS dan program sertifikasi sekolah tersebut, kami berkesempatan melakukan wawacara dengan Ibu Prasitta Idzni Alifah, S.T.P. Beliau merupakan Ahli Pertama Pengawas Farmasi dan Makanan di Balai Besar POM Provinsi Jawa Barat.
Dalam wawancara kami bersama beliau, Sertifikasi Sekolah dengan PJAS Aman termasuk ke dalam Program Prioritas Keamanan Pangan Nasional. Program ini telah dilakukan sejak tahun 2020 dan akan berlangsung hingga 2025. Lokus yang dipilih setiap tahun berbeda. Tahun ini, Kabupaten Garut mendapatkan kesempatan tesebut. Di antara sekian banyak sekolah, SMPN 2 Garut terpilih menjadi salah satu sasarannya.
Program Sertifikasi Sekolah dengan PJAS Aman dilakukan bukan tanpa alasan. Masih menurut Ibu Prasitta, penting bagi para siswa untuk memiliki pemahaman tentang keamanan pangan, di sekolah, khususnya. Pasalnya, hampir sebagian besar waktu yang dimiliki oleh siswa, mereka gunakan untuk beraktivitas di sekolah. Artinya, para siswa pun banyak mengonsumi makanan yang ada di lingkungan sekolah. Makanan yang dikonsumsi siswa di sekolah, akan berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Dengan adanya pemahaman tentang keamanan pangan, para siswa diharapkan dapat memilih makanan yang dikonsumsinya secara bijaksana. Dengan demikian, mereka dapat tumbuh mejadi anak yang sehat dan cerdas.
Ibu Prassita juga menuturkan kekhawatirannya terhadap peningkatan angka penyakit tidak menular pada anak. Menurutnya, saat ini banyak sekali anak-anak yang terjangkit penyakit diabetes tipe 2, ginjal, bahkan jantung. Hal ini sungguh mengkhawatirkan. Kondisi tersebut mengindikasi adanya kekliruan pola hidup dan pola makan pada anak-anak zaman sekarang. Beliau berharap, melalui program ini, masyarakat khususnya sekolah dapat ikut serta menciptakan lingkungan yang sehat bagi siswa. Dampak jangka panjang yang diinginkan tentu saja agar anak-anak dapat memiliki harapan hidup yang lebih panjang.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, Ibu Prassita berpendapat bahwa jajanan dan makanan yang disediakan di kantin SMPN 2 Garut sudah cukup layak. Kondisi kantinnya pun sangat bersih. Tidak ada kardus makanan yang ditumpuk di lantai, tidak ada sampah berserakan, bahkan tersedia wastafel dan sabun cuci tangan bagi para siswa. Selain itu, para pengelola kantin pun amat memperhatikan kebersihan dalam pelayanan. Mereka memakai masker dan celemek. Kedua hal ini merupakan bare minimum dalam pelayanan penjualan makanan.
Sungguh menarik dan memberikan banyak manfaat bukan? Gagasan kesehatan dan keamanan pangan ini harus benar-benar direalisasikan. Semoga saja, para siswa dapat semakin cerdas memilih makanan yang mereka konsumsi!
Penulis dan Editor: Lupy Agustina