Kemewahan Itu Bernama Cita-Cita

Kadoega – Memiliki cita-cita adalah sebuah kemewahan—karena tidak semua anak diberi ruang, dukungan, atau keberanian untuk bermimpi.

Sayangnya, tak semua anak tumbuh besar dengan cita-cita. Tak jarang kehidupan membuat mereka takut bermimpi. Karena itu, ketika kita menemukan seorang anak yang dengan yakin mengutarakan cita-citanya, sesungguhnya kita telah menjadi orang dewasa yang benar—yang hadir memberi ruang bagi harapan.

Keyakinan akan masa depan itu diungkapkan dengan lantang oleh Zaid Aqlam Fachruddin. Siswa kelahiran Bogor, September 2009 ini sudah mantap menentukan arah yang ingin ia tuju kelak.

Zaid bercita-cita menjadi lulusan jurusan Akuntansi di PKN STAN atau Ekonomi dan Manajemen. Lebih dari itu, ia juga ingin menjelajahi lebih banyak budaya dan tempat, bahkan hingga ke mancanegara.

Jika melihat rekam jejak prestasinya selama di SMPN 2 Garut, keinginan itu rasanya bukan sesuatu yang mustahil. Zaid rajin mengikuti berbagai olimpiade akademik secara daring. Ia bahkan berhasil meraih dua medali dalam Olimpiade IPA: satu emas dan satu perunggu.

Minat belajarnya tak hanya terbatas pada bidang akademik. Zaid juga aktif sebagai anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) angkatan 2024/2025. Di waktu luangnya, ia senang membaca komik atau berolahraga.

Cita-cita Zaid besar dan berani. Wajar saja, mengingat dua tokoh yang ia idolakan adalah Nikola Tesla dan Jerome Polin. Kedua sosok ini tentu turut membentuk cara pandang Zaid dalam merancang masa depan.

Di akhir wawancara, Zaid menyampaikan pesan sederhana namun penuh makna:

“Jika ingin mengubah dunia, mulailah dengan mengubah dirimu sendiri.”

Di tengah dunia yang sering menertawakan mimpi, Zaid menunjukkan bahwa memiliki cita-cita adalah bentuk keberanian, bahkan kemewahan, yang layak dijaga.***

(Penulis & Editor: Lupy)

Mungkin Anda Menyukai